Pentol Bakar, Jajanan Kaki Lima Di Pacet Mojokerto
Daerah Pacet mungkin tidak asing bagi teman-teman yang tinggal di wilayah Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya. Pacet terkenal dengan wisata alam berupa pemandian air panas, air terjun dan banyak lagi. Yang menjadi poin penting yaitu daerah ini memang terkenal dingin, sehingga cocok bagi teman-teman yang ingin refreshing dari kota yang panas.
Nah, dalam kesempatan kali ini saya cuma ingin berbagi pengalaman ketika ke Pacet. Sebelum melanjutkan cerita tentang pacet, perlu teman-teman ketahui bahwa Pacet sebenarnya merupakan salah satu wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto.
Saya sendiri ke Pacet memang sangat jarang, namun beberapa waktu lalu (10/8/2019) saya sedang ada urusan di Pacet. Meski bukan untuk berwisata, namun cukup efektif untuk menghilangkan penat karena kesibukan kerja di Surabaya.
Salah satu yang menarik dari pacet adalah kulinernya. Jadi saat menuju ke Pacet dari arah Mojosari, nanti akan menjumpai barisan penjual makanan di pinggir jalan.
Saat itu yang saya jumpai di daerah depan Polsek Pacet, Koramil Pacet, terdapat berjajar orang yang menjual pentol bakar, sempol, mie ayam, hingga es tape ketan hitam. Jadi sebelum memasuki area bunderan pacet, akan disambut dengan berbagai kuliner kaki lima yang secara harga cukup murah.
Saya sendiri mencicipi pentol bakar, yang harganya hanya 10 ribu rupiah per porsi. Secara harga memang standar untuk harga pentol pada umumnya. Untuk rasa, juga biasa seperti pentol yang terbuat dari tepung kanji. Yang lumayan enak itu bumbu kacangnya, yang mirip bumbu sate. Selain itu juga proses penyajiannya dengan membakar pentol.
Sebenarnya penjual pentol bakar itu sendiri tidak hanya menjual pentol, namun ada juga usus bakar, sosis bakar, jamur bakar, dan sebagainya. Sehingga bagi yang tidak suka pentol atau tepung kanji, ada banyak pilihan makanan yang bisa dipilih.
Kalau menurut saya pribadi, sebenarnya makanan ditepian jalan seperti ini juga banyak dijumpai ditempat lain. Namun yang menjadikan berbeda adalah sensasi ketika di Pacet.
Sensasi yang berbeda ini yaitu hawa pacet yang dingin, kemudian bisa melihat pemandangan meski lokasinya belum masuk ke wilayah pegunungan pacet. Jadi teman-teman bisa manikmati jajanan khas pacet dengan suasana yang tidak bisa dijumpai dikota besar.
Teman-teman disediakan tempat untuk duduk ditepian jalan sampil menikmati makanan pentol bakar dan sebagainya yang katanya khas dari Pacet.
Jika ingin makanan berat sejenis nasi dan sebagainya. Dari lokasi penjual jajanan kaki lima ini, teman-teman bisa naik ke arah selatan yaitu di daerah bunderan pacet. Disitu banyak dijumpai rumah makan hingga warung sederhana yang menjual berbagai varian makanan yang bisa membuat perut kenyang.
Demikian informasi yang bisa saya bagikan sekilas tentang jajanan di pacet. Semoga bisa memberikan wawasan bagi teman-teman yang membaca artikel saya ini.
Nah, dalam kesempatan kali ini saya cuma ingin berbagi pengalaman ketika ke Pacet. Sebelum melanjutkan cerita tentang pacet, perlu teman-teman ketahui bahwa Pacet sebenarnya merupakan salah satu wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto.
Saya sendiri ke Pacet memang sangat jarang, namun beberapa waktu lalu (10/8/2019) saya sedang ada urusan di Pacet. Meski bukan untuk berwisata, namun cukup efektif untuk menghilangkan penat karena kesibukan kerja di Surabaya.
Salah satu yang menarik dari pacet adalah kulinernya. Jadi saat menuju ke Pacet dari arah Mojosari, nanti akan menjumpai barisan penjual makanan di pinggir jalan.
Saat itu yang saya jumpai di daerah depan Polsek Pacet, Koramil Pacet, terdapat berjajar orang yang menjual pentol bakar, sempol, mie ayam, hingga es tape ketan hitam. Jadi sebelum memasuki area bunderan pacet, akan disambut dengan berbagai kuliner kaki lima yang secara harga cukup murah.
Saya sendiri mencicipi pentol bakar, yang harganya hanya 10 ribu rupiah per porsi. Secara harga memang standar untuk harga pentol pada umumnya. Untuk rasa, juga biasa seperti pentol yang terbuat dari tepung kanji. Yang lumayan enak itu bumbu kacangnya, yang mirip bumbu sate. Selain itu juga proses penyajiannya dengan membakar pentol.
Sebenarnya penjual pentol bakar itu sendiri tidak hanya menjual pentol, namun ada juga usus bakar, sosis bakar, jamur bakar, dan sebagainya. Sehingga bagi yang tidak suka pentol atau tepung kanji, ada banyak pilihan makanan yang bisa dipilih.
Kalau menurut saya pribadi, sebenarnya makanan ditepian jalan seperti ini juga banyak dijumpai ditempat lain. Namun yang menjadikan berbeda adalah sensasi ketika di Pacet.
Sensasi yang berbeda ini yaitu hawa pacet yang dingin, kemudian bisa melihat pemandangan meski lokasinya belum masuk ke wilayah pegunungan pacet. Jadi teman-teman bisa manikmati jajanan khas pacet dengan suasana yang tidak bisa dijumpai dikota besar.
Teman-teman disediakan tempat untuk duduk ditepian jalan sampil menikmati makanan pentol bakar dan sebagainya yang katanya khas dari Pacet.
Demikian informasi yang bisa saya bagikan sekilas tentang jajanan di pacet. Semoga bisa memberikan wawasan bagi teman-teman yang membaca artikel saya ini.
Posting Komentar untuk "Pentol Bakar, Jajanan Kaki Lima Di Pacet Mojokerto"